Pasangan mata uang USD/IDR masih bertahan di atas level 15.700, yang pada saat berita ini ditulis kurs Rupiah Indonesia (IDR) berada di 15.725. Pasangan mata uang ini merosot kemarin mengikuti pelemahan Dolar AS, mencatatkan terendah di 15.645, dan ditutup lebih tinggi di 15.696.
Rupiah terlihat melemah terhadap beberapa mata uang Asia lainnya pagi ini. IDR/JPY melemah 0,1%, IDR/KRW -0,1%, IDR/INR -0,21%. Sementara di bursa saham, Indeks Harga Gabungan (IHSG) menghijau di 7.594 atau menguat 25 poin (0,33%) setelah mencapai terendah di 7.522 pada perdagangan hari Rabu (30 Oktober).
Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur nilai USD terhadap sekeranjang enam mata uang, melemah pada perdagangan kemarin setelah data ekonomi menunjukkan hasil yang beragam. DXY turun hingga mencapai terendah kemarin di 103,97, namun pada perdagangan pagi ini, harganya kembali naik ke 104,18.
Perekonomian AS yang terlihat dalam Produk Domestik Bruto (PDB) tumbuh pada tingkat tahunan sebesar 2,8% pada Kuartal 3, sedikit lebih rendah dari 3% yang diprakirakan. Sementara itu, lapangan pekerjaan sektor swasta yang dilaporkan oleh ADP di bulan Oktober, naik 233.000 lapangan pekerjaan baru, dibandingkan dengan pembacaan bulan September sebesar 159.000 (direvisi dari 143.000).
Para pedagang pasangan mata uang USD/IDR akan mencermati data Indeks Harga Belanja Konsumsi Pribadi (Personal Consumption Expenditures/PCE) AS malam ini, pukul 12:30 GMT (19:30 WIB). Sejumlah data Indonesia seperti Indeks Manajer Pembelian (IMP) S&P Global serta Inflasi bulan Oktober yang dirilis pada hari Jumat pagi juga akan diwaspadai menjelang rilis data NFP AS.
Menurut Yohay Elam, Analis Senior FXStreet, jika data PCE meleset, walaupun sedikit, maka hal ini akan membebani Dolar AS, sehingga membuat pasangan USD/IDR berpotensi bergerak lebih rendah dan mendongkrak Rupiah Indonesia.
BACA JUGA :